Pages

Ads 468x60px

Labels





Total Tayangan Halaman




Pencarian :

Senin, 10 Oktober 2011

Sekilas Tentang Kehidupan Sayyidina Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib r.a

Imam Hasan (th. 3-4 Hijriyah / th. 625-699 Masehi) bin 'Ali Bin Abi
Thalib Bin Abdul Muthalib Bin Hasyim Bin Abdu Manaf Al-Quraisy
Al-Hasyimi, cucu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah anak
pertama Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra putri Rasulullah SAW.

Imam Hasan dilahirkan pada pertengahan bulan Ramadhan di Madinah
Al-Munawwarah tahun 3 Hijriyah. Ummu Al-Fadhl (Isteri Al-Abbas)
berkata, "Wahai Rasulullah, saya bermimpi seakan-akan salah satu dari
anggota badanmu ada di rumahku." Rasulullah SAW menjawab, "Kamu
bermimpi sesuatu yang baik. Fathimah akan melahirkan seorang anak
laki-laki, lalu kamu akan menyusuinya dengan air susu anakmu."
Ali bin Abi Thalib r.a, berkata, "Ketika Hasan dilahirkan, Rasulullah
SAW datang seraya bersabda, "Tunjukkan cucu saya kepadaku. Kamu
namakan siapa dia?" Saya ('Ali) menjawab, "Saya menamakannya dengan
Harb (ahli perang)." Rasulullah bersabda, "Tetapi sebaiknya dia
bernama Hasan." Ketika Husain lahir, kami menamainya dengan Harb,
tetapi Rasulullah SAW bersabda, "Dia bernama Husain." Ketika anak
ketiga lahir, Nabi SAW bertanya, "Tunjukkan cucuku kepadaku, kamu
namai siapa dia?" saya menjawab, "Saya menamainya dengan Harb." Beliau
bersabda, "Dia Muhsin." Kemudian beliau bersabda lagi, "Saya menamakan
mereka seperti anak-anak Harun, Syabr, Syabit, Musybir." Muhsin
meninggal pada saat dia masih kecil."

Imam Hasan adalah seorang yang pandai, mulia, wara', tenang, dermawan,
terpuji, pemurah, senang berdamai, benci fitnah dan pertumpahan darah.
Sayyidina Hasan memiliki 11 orang anak, mereka adalah:
1. Zaid,
2. Hasan,
dan ibunya bernama Khaulah bintu Manshur Al-Fazariyah,
3. Al-Qasim,
4. Abu Bakr,
5. Abdullah,
yang kelimanya terbunuh bersama pamannya Husain bin Ali di Thuff,
yaitu daerah pesisir Kufah dari jalan darat yang di dalamnya terjadi
pembunuhan Husain bin Ali r.a,
6. 'Amru,
7. Abdurrahman,
8. Hasan yang dijuluki dengan Al-Asyram,
9. Muhammad,
10. Ya'qub,
11. Ismail.

Imam Hasan meninggal di Madinah tahun 49 Hijriyah, setelah
kepemimpinan Mu'awiyah berlangsung sepuluh tahun. Beliau dimakamkan di
Baqi' dan Sa'id bin Al-'Ash yang menjadi gubernur Madinah
menshalatinya.

Imam Hasan telah diracun oleh isterinya, Ja'dah bintu Asy'ats bin Qays
Al-Kindi. Hasan mengalami sakit selama 40 hari.

Imam Husain menghadap Imam Hasan r.a, lalu Imam Hasan berkata, "Wahai
saudaraku, sesungguhnya aku diracun tiga kali." Dan ketika menjelang
wafat, Imam Hasan berkata kepada Imam Husain, saudaranya, "Wahai
saudaraku, sesungguhnya ayah kita r.a, ketika Rasulullah SAW
meninggal, dia sudah dekat dengan kepemimpinan dan berharap dapat
memegangnya setelah beliau. Tetapi Allah menjauhkan kepemimpinan itu
darinya, dan menyerahkannya kepada Abu Bakar. Ketika Abu Bakar wafat,
beliau juga menginginkan khalifah itu, tetapi ternyata kekhalifahan
diberikan kepada Umar. Ketika Umar meninggal, lalu diangkatlah Dewan
Enam untuk bermuryawarah dan beliau menjadi salah satu anggota dewan
itu. Tidak diragukan lagi bahwa mereka tidak menginginkan beliau
sehingga menyerahkan kekhalifahan kepada Utrman. Ketika Utsman
meninggal, beliau ('Ali) dibaiat sebagai khalifah kemudian dikudeta
hingga terjadi peperangan, sehingga beliau tidak memegang jabatan itu
secara mulus. Demi Allah, saya berpendapat bahwa Allah tidak
mengumpulkan dalam diri kita Ahlul Bait antara kenabian dengan
kekhalifahan. Saya benar-benar tidak tahu, saya mengkhawatirkanmu,
orang-orang bodoh dari penduduk Kufah akan mengusirmu. Saya telah
meminta kepada 'Aisyah, jika saya meninggal agar diizinkan kepadaku
untuk dikuburkan dirumahnya bersama Rasulullah SAW, Dia menjawab,
"Ya", jika dia berkenan kuburkanlah aku dirumahnya. Tetapi saya
mengira, orang-orang akan mencegahku jika kamu ingin melakukan hal
itu. Jika mereka melakukan pencegahan tersebut, maka janganlah kamu
melawan mereka, tetapi kuburlah aku di Baqi' Al-Gharqad."

Ketika Imam Hasan meninggal, Imam Husain mendatangi 'Aisyah meminta
kepadanya untuk mengubur Sayyidina Hasan di rumahnya, dan Aisyah
menjawab, "Ya, dengan senang hati." Tetapi berita itu sampai kepada
Marwan. Dia berkata, "Husain dan Aisyah berdusta. Demi Allah, Hasan
tidak boleh dikuburkan di sana selamanya. Mereka melarang Utsman untuk
dikuburkan di rumah Aisyah, tetapi mereka akan menguburkan Hasan di
sana." Sampailah berita pertengkaran itu kepada Abu Hurairah seraya
berkata, "Demi Allah, melarang Hasan dimakamkan bersama Rasulullah SAW
ini adalah kezhaliman, karena dia adalah cucu Rasulullah SAW." Lalu
Abu Hurairah mendatangi Husain dan berkata, "Jika kamu takut akan
terjadi peperangan maka kuburkan beliau di kuburan kaum muslimin."
Akhirnya Husain membawa Hasan ke Baqi'. Dan saat itu tidak ada dari
keturunan Bani Umayyah yang menyaksikan penguburan itu selain Sa'id
bin Al-Ash. Hasan dikuburkan disamping neneknya, Fathimah bintu Asad.
Sedangkan usia Hasan pada meninggal itu adalah 47 tahun dan masa
kekhalifahannya berlangsung enam bulan lima hari.


Sumber: Rasulullah SAW Mempunyai Keturunan & Allah SWT Memuliakannya.
hal 102-105.

Di Ambil dari: www.alfirqahannajiah.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar